a. Membina
hubungan saling percaya dengan klien
-
Mengucapkan salam
-
Memperkenalkan diri
-
Menjelaskan tujuan dan maksud
-
Menjelaskan prosedur pelaksanaan dengan
benar
b. Memberikan
motivasi
Terapis
dapat memberikan kegiatan pendahuluan yang dapat memotivasi peserta untuk
terlibat secara aktif dalam kegiatan terapi.
c. Mengidentifikasi
masalah klien dan menentukan bahan bacaan yang sesuai
2.
Fase
Kerja
a. Sebelum
terapis melakukan terapi William Flexion Exercise pertama-tama klien
1. Diukur
intensitas nyerinya dengan menggunakan skala VAS,
2. Mobilitas
lumbalnya dengan modified schober test, dan
3. Aktifitas
fungsionalnya dengan menggunakan back performance scale.
Kemudian dilakukan pencatatan awal
intensitas nyeri, mobilitas lumbal dan aktifitas fungsional sebelum dilakukan
terapi WilliamFlexion Exercise.
*
(Cara pengukuran intensitas nyeri, mobilitas lumbal dan aktifitas fungsional
tertera pada lampiran)
4. Prosedur
Pelaksaan terapi William Flexion Exercise.
1) William
Flexion Exercise nomor 1
Posisi
awal : terlentang, kedua lutut menekuk dan kedua kaki rata pada permukaan
matras.
Gerakan
: pasian diminta meratakan pinggang dengan menekan pinggang ke bawah melawan
matras dengan mengkontraksikan otot perut dan otot pantat. Setiap kontraksi
ditahan 5 detik kemudian lemas, ulangi 10 kali. Usahakan pada waktu lemas
pinggang tetap rata. Tujuan : penguluran otot-otot ekstensor trunk, mobilisasi
sendi panggul, penguatan otot-otot perut.
Gambar
gerakan pertama (Pelvic Telting)
2) William
Flexion Exercise nomor 2
Posisi
awal : sama dengan nomor 1
Gerakan
: pasien diminta untuk memfleksikan satu
lutut kearah dada sejauh mungkin, kemudian kedua tangan mencapai paha belakang
dan menarik lututnya ke dada. Pada waktu bersamaan angkat kepala hingga dagu
menyentuh dada dan bahu lepas dari matras, tahan 5 detik. Latihan diulangi pada
tungkai yang lain, ulangi latihan sebanyak 10 kali. Kedua tungkai lurus naik
harus dihindari, karena akan memperberat problem pinggangnya. Tujuan :
merapatkan lengkungan pada lumbal, peunguluran otot-otot ekstensor trunk, sendi
panggul, sendi sakroiliaka, dan otot –
otot hamstring.
Gambar gerakan kedua ( Single Knee to Chest)
3)
William Flexion Exercise nomor 3
Posisi
awal : sama dengan nomor 1
Gerakan
: pasien diminta untuk melakukan latihan yang sama dengan nomor 3, tetapi kedua
lutut dalam posisi menekuk, dinaikkan ke atas dan ditarik dengan kedua tangn
kearah dada, naikkan kepala dan bahu dari matras, ulangi 10 kali. Pada waktu
menaikkan kedua tungkai ke atas sejauh mungkin ia rapat, baru ditarik dengan
kedua tangan mendekati dada. Tujuan : merapatkan lengkungan pada lumbal,
peunguluran otot-otot ekstensor trunk, sendi panggul, sendi sakroiliaka,
dan otot – otot hamstring.
Gambar gerakan ketiga (Double Knee to Chest)
4)
William
Flexion Exercise nomor 4
Posisi
awal : sama dengan nomor 1.
Gerakan
: pasien diminta mengkontraksikan otot perut dan memfleksikan kepala, sehingga
dagu menyentuh dada dan bahu terangkat dari matras. Setiap kontraksi ditahan 5
detik, kemudian lemas, ulangi sebanyak 10 kali. Tujuan : peunguluran otot-otot
ekstensor trunk, penguatan otot-otot perut, dan otot sternocleidomastoideus.
Gambar
gerakan kedua (Partial Sit-Up)
5) William
Flexion Exercise nomor
5
Posisi awal :sama dengan nomor 1
Gerakan : Berbaring terlentang
dengan kedua tungkai lurus, kemudian salah satu tungkai diangkat dalam posisi
lutut lurus mengarah lurus ke atas, kedua tangan menopang pada bagian belakang
paha, pertahankan selama 5 – 10 detik, kemudian
perlahan lahan tungkai turun ke posisi semula. Lakukan gerakan yang sama
untuk tungkai yang lain.
Gambar gerakan
kelima (hamstring stretches)
6)
William
Flexion Exercise nomor 6
Posisi awal :sama dengan nomor 1
Gerakan
: Berbaring
terlentang , kedua tangan lurus berada disamping
tubuh. Kepala dan leher dinaikkan dari matras dan kedua tungkai melakukan
gerakan seperti mengayuh sepeda
Gambar gerakan keenam (Bicycling)
7)
William
Flexion Exercise nomor 7
Posisi
awal : Duduk
di kursi yang disandarkan pada dinding, kedua tungkai terpisah
Gerakan
: bungkukkan
tubuh ke depan sampai telapak tangan menyentuh lantai.
Gambar
gerakan ketujuh (Bending from a chair)
8)
William
Flexion Exercise nomor 8
Posisi
awal : berdiri menempel dan membelakangi dinding dengan tumit 10-15 cm di depan
dinding, lumbal rata dengan dinding.
Gerakan : satu tungkai melangkah ke depan tanpa
merubah posisi lumbal pada dinding, tahan 10 hitungan dan rileks. Frekuensi 10
kali / sesi. Bila latihan terlalu berat, lamanya penahanan dapat dikurangi.
Tujuan : penguatan otot kuadriseps, otot perut, ekstensor trunk.
Gambar
gerakan kedelapan (Standing Pelvic
Telting/wall squat)
9)
William
Flexion Exercise nomor 9
Posisi
awal : berdiri
dengan punggung lurus dan kedua lengan diluruskan ke depan, posisi kedua kaki
sejajar.
Gerakan : perlahan lahan jongkok,
dengan kedua lengan masih lurus kedepan. Pertahankan 5 - 10 detik.
Gambar
gerakan kesembilan (Squat)
1.
Fase
Terminasi
a. Evaluasi
Evaluasi
dilakukan secara diskusi oleh klien dan terapis.Hal ini memancing peserta untuk
memperoleh kesimpulan secara tuntas dan memahami arti pengalaman yang dialami.
b. Mengucapkan
salam
itu yang buat tes fungsional mengunakn back performance scale kan skornya 0-15 nah itu ada kriterianya gak
BalasHapusterimakasih
bagus sekali blognya... apakah saya boleh minta referensi william flexionnya saya tertarik sebagai bahan penelitian ? terimakasih
BalasHapusBisa tambah kah file contoh gerakanya
BalasHapus